Pages

Sabtu, 23 Mei 2009

psikopatologi anak dan remaja

Psikopatologi Anak dan Remaja

1. Pengertian Psikopatologi
a. Menurut Iman Setiadi Arif, M.Si, Psi dalam bukunya yang berjudul Dinamika Kepribadian, Gangguan dan Terapi (2006), mengatakan bahwa psikopatologi adalah adanya gangguan pada dialektika antara realitas eksternal dan internal individu yang mengakibatkan munculnya gejala – gejala ketidaksejahteraan dan ketidak bahagiaan, secara kognitif dan / atau afektif dan / atau fisiologis, baik pada tingkatan yang ringan sampai pada tingkatan yang berat ; dan dapat berlangsung dengan relatif singkat sampai dengan jangka waktu yang panjang.
b. Menurut Prof. Dr. Sutardjo A. Wiramihardja,Psi dalam pengantar Psikologi Abnormal (2005), mengatakan bahwa Psikopatologi bila di definisikan mengacu pada studi mengenai perilaku abnormal / gangguan mental, menyangkut wilayah ilmu pengetahuan. Identik dengan psikologi abnormal dan gangguan mental.
c. Menurut Drs. MIF Baihaqi, M.Si,dkk dalam bukunya Psikiatri, Konsep – konsep dan Gangguan – gangguan (2005), Psikopatologi berarti ilmu yang secara khusus melakukan kajian tentang perilaku abnormal atau gangguan mental.
d. Kesimpulan menurut saya dan sepemahaman saya tentang psikopatologi adalah suatu kajian ilmu yang dimana menelaah tentang sisi patologis individu yang terkait dengan karakteristik abnormal dan gangguan – gangguan mental yang terjadi dalam sepanjang kehidupan manusia.

2. Contoh gangguan / abnormalitas yang terjadi pada Anak dan Remaja
1. Pada Anak
a. Gangguan Retardasi Mental
Penderita gangguan ini sulit menyesuaikan diri karena rendahnya tingkat intelegensi. Mereka yang berada pada tingkat – tingkat intelegensi yang paling rendah begitu cacat sehingga mereka tidak mungkin memenuhi tuntutan - tuntutan masyarakat. Retardasi mental dalam perkembangan intelegensi dikenal dengan berbagai macam sebutan, misalnya lemah mental, amentia (untuk membedakan dari demantia, suatu kondisi psikotik), oligophrenia. Retardasi mental adalah tingkat fungsi intelektual yang secara signifikan berada di bawah rata – rata sebagaimana di ukur oleh tes intelegensi yang di lakukan secara individual. DSM-lll R mengemukakan tiga kriteria yang harus di penuhi dalam mendiagnosis seorang individu yang menderita retardasi mental: (1) individu harus memiliki “fungsi intelektual umum yang secara signifikan berada di bawah rata – rata.” Secara teknis, fungsi intelektual dari individu tersebut berada pada IQ 70 atau lebih rendah dari angka tersebut. (2) individu tersebut harus mengalami kekurangan atau kerusakan dalam tingkah laku adaptif yang disebabkan oleh atau ada hubungan dengan intelegensi yang rendah.
b. Gangguan Autisme anak - anak
Autisme di anggap merupakan gangguan perkembangan pervasif dengan cirinya adalah tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain, minat dan aktivitas terbatas. Autisme anak – anak ini dapat dilihat melalui simtom – simtomnya. Simtom pertama, anak yang menderita autisme kurang responsif terhadap orang lain. Simtom kedua, gangguan komunikasi verbal dan nonverbal. Dan simtom ketiga, aktivitas – aktivitas dan minat - minat yang terbatas dan berulang – ulang.
c. Gangguan Hiperaktif
Anak – anak yang mengalami gangguan hiperaktif tidak mampu memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang sama yang mengakibatkan munculnya bermacam – macam tingkah laku disruptif dan impulsif. Simtom utama dari gangguan ini adalah tidak mampu mempertahankan perhatian. Ciri khas lainnya adalah tingkat aktivitas yang sangat tinggi. Simtom kedua adalah kesulitan – kesulitan dalam bidang akademis yang disebabkkan oleh ketidakmampuan belajar dan tingkah laku mereka daam ruang kelas yang selalu mengganggu dan merusak. Untuk bisa di diagnosis menderita gangguan ini anak harus menunjukkan setidaknya 8 dari tingkah laku berikut dalam jangka waktu 6 bulan(APA) :
Tangan dan kakinya selalu bergerak atau menggeliat – liat di tempat duduk. Kalau disuruh duduk , sulit untuk tetap duduk. Mudah terganggu oleh stimulus – stimulus dari luar. Sulit menunggu gilirannya dalam permainan. Seringkali menjawab pertanyaan – pertanyaan sebelum selesai di tanyakan.Sulit melaksanakan perintah – perintah dari orang lain.Sulit mempertahankan perhatian dalam tugas dan permainan. Seringkali berpindah aktivitas yang belum selesai ke aktivitas lain.Sulit bermain dengan tenang. Berbicara terlalu banyak (cerewet). Seringkali mengganggu atau mencampuri urusan orang lain. Seringkali melupakan hal – hal yang di butuhkan untuk tugas – tugas.

2. Pada Remaja
a. Gangguan Anorexia Nervosa.
Gangguan ini adalah salah satu dari gangguan makan yang termasuk dalam gangguan makan. Di temukan pertama pada anak gadis, kemudian meluas dan berat. Simtom utama dari gangguan ini adalah menolak untuk mempertahankan berat badan sesuai dengan usia dan tinggi yang normal. Memperatahankan berat badan 15% lebih rendah dari pada yang diharapkan dapat didiagnosis sebagai anorexia. Simtom – simtom lain ialah individu sangat takut berat badannya akan naik atau takut menjadi gemuk serta takut bahwa gambarannya akan rusak, berhentinya sekurang – kurangnya tiga siklus menstruasi , dan ini dikenal dengan amenorrhea. Sejumlah simtom sekundernya yakni denyut jantung melemah, tekana darah yang rendah, suhu badan yang rendah, dan masalah – masalah lain yang berhubungandengan gangguan – gangguan dalam metabolisme.
b. Gangguan Masturbasi (onani) eksesif
Gangguan ini adalah salah satu dari gangguan dalam seks. Masturbasi atau onani adalah merupkan aktivitas penodaan diri dengan menyalahgunakan seks dalam bentuk : merzngsang alat kelamin sendiri secara manual (dengan tangan) maupun dengan digital (dengan jari) atau dengan cara lainnya. Jadi dengan masturbasi, orang memanipulasi alat kelaminnya sedemikian rupasehingga ia dapat memperoleh kepuasan seksual atau orgasme yang merupakan kepuasan semu. Gejala masturbasi pada masa kanak – kanak dan orang dewasa merupakan gejala yang abnormal. Tetapi pada usia remaja atau pubertas...
c. Gangguan – gangguan tingkah laku (conduct disorder)
Gangguan ini adalah salah satu dari gangguan tingkah laku dalam gangguan – gangguan tingkah laku disruptif. Simtom – simtom dari gangguan – gangguan ini adalah pola tingkah laku buruk yang tetap dimana individu merusak aturan – aturan dam melanggar hak - hak orang lain. Gangguan – gangguan ini terjadi pada sebesar 8% dari anak – anak yang berusia 10 - 11 tahundi daerah – daerah pedesaan. Terdapat lebih banyak pada anak laki – laki di banding anak perempuan. Gangguan tingkah laku adalah penting tidak hanya karena gangguan ini menyebabkan masalah pada waktu individu – individu itu masih anak – anak. Tetapi juga karena gangguan ini ada hubungan dengantingkah laku disruptif dan kriminal dalam kehidupan selanjutnya, dan banyak anak yang mengalami gangguan tingkah laku akan menjadi penjahat ketika mereka jadi orang dewasa. Tetapi harus diketahui bahwa tidak semua penjahat memperlihatkan gangguan tingkah laku ketika masih anak – anak, dengan demikian tingkah laku kriminal yang disebabkan oleh sejumlah penyebab dan gangguan tingkah laku hanya merupakan salah satu penyebabnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Iman Setiadi, M.Si Psi.2006.Dinamika Kepribadian, Gangguan dan Terapinya. Refika Aditama : Bandung
Baihaqi, Drs. MIF, M.Si, dkk.2005.Psikiatri, Konsep – konsep dan Gangguan – gangguan. Refika Aditama : Bandung
Semium,Yustinus OFM.2006.Kesehatan Mental 2.Kanisius : Yogyakarta
Wiramuhardja, Prof. Dr. Sutardjo A. Psi.2005. Pengantar Psikologi Abnormal. Refika Aditama : Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar